Minggu, 06 November 2011

DUNIAKU...DUNIAMU....KITA BEDA

LIHATLAH GAMBAR DIATAS….
KEMUDIAN BANDINGKAN DENGAN GAMBAR DIBAWAH…..
Kita tidak boleh memaksakan kehendak agar orang lain sama dengan keinginan kita. Baju boleh sama namun dari jaman sejak manusia di nas-kan untuk hidup di bumi kita memang sudah berbeda. Alloh menciptakan segala sesuatu dengan berpasangan agar manusia berpikir bahwa sangat indah segala sesuatu yang berbeda, dan jika manusia mempermasalahkan perbedaan, maka akan terjadi perpecahan dan peperangan. Ya..Alloh..Ya Rabb..berikanlah keamanan dan kerukunan bagi diri kami semua agar Kami dapat beribadah kepada-Mu dengan rasa syukur atas segala perbedaan yang kami miliki
 

TUGAS S2 UNIGRES GOOD LEADERSHIP

KAJIAN PUSTAKA

                Dalam rangka upaya meningkatkan dan memperbaiki mutu pendidikan banyak agenda  reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan seperti penataan undang-undang pendidikan nasional dan berbagai perundang-undangan lainnya. Berbagai program inovatif sebagai upaya reformasi pendidikan antara lain penerapan pendekatan BBE (Broad Base Education) atau pendidikan berbasis luas, pendidikan berorientasi ketrampilan hidup (life skill), pendidikan untuk semua, kurikulum berbasis kompetensi, managemen berbasis sekolah, pendidikan berbasis masyarakat, pembentukan dewan pendidikan daerah, pembentukan dewan sekolah, UAS (ujian Akhir Sekolah), dan UAN (Ujian Akhir Nasional) sebagai alternative dari Ebtanas, penilaian portofolio, dan sebagainya. Semua itu bukan sekedar wacana akan tetapi telah teragendakan sebagai upaya reformasi pendidikan nasional yang pasti memiliki tujuan untuk menyelamatkan pendidikan nasional sebagai sooko guru pembangunan bangsa. Meskipun semua konsep yang dikemukakan di atas sebenarnya bukan barang baru, namun sebagai satu inovasi diharapkan mampu memperbaiki kondisi pendidikan dan diharapkan dapat terealisasi secara efektif.
Siswa akan dibawa kemana oleh sekolah, siapa yang paling berhak menentukan arah dan kebijakan sekolah. Ini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang mendasar dalam penyelenggraan sekolah, dalam system atau pendekatan apapun. Semangat demokratis dalam penyelenggaraan sekolah akan menginspirasi bahwa public sekolah memiliki hak yang sangat kuat dan sangat besar dalam penetapan arah kebijakan kurikulum sekolah, barangkali sama kuatnya dengan pemerintah sendiri, karena client sekolah adalah publiknya dan pemerintah juga dalam konteks lain sebagai user, bukan terbatas dalam aspek penerimaan tenaga kerja pada instansi pemerintah saja, tapi lapangan kerja secara luas di semua sector, pertanian, industry, jasa, atau lainnya, di dalam negeri maupun luar negeri. Semakin kompetitif SDM bangsa, maka akan semakin meningkat dignity bangsa tersebut di hadapan bangsa-bangsa lain.
Mengajar, inilah kata kunci yang sangat mempengaruhi keberhasilan sebuah proses pendidikan, dan mengajar pulalah yang mendapat kritik keras dari Paulo Freire menyebutnya dengan pendidikan gaya  bank, yalni pendidikan model deposito, guru sebagi deposan yang mendepositokan pengetahuan serta berbagai pengalamannya kepada siswa, siswa hanya menerima, mencatat dan mem-file semua yang disampaikan guru. Pendidikan model bank tersebut menurut Fraire merupakan salah satu bentuk penindasan terhadap siswa-siswa karena menghambar kreativitas dan pengembangan potensi mereka. (Elias,1994:113 dalam Rosyada:2004,89).
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di tingkat sekolah harus memiliki kapasitas yang dapat meningkatkan mutu guru-guru yang dipimpinnya. Efektifitas kepemimpinan dapat diukur dengan mempergunakan tolok ukur yang sesuai dengan jenis dan sifat guru yang dipimpin. Tolok ukur yang berbeda itu sebenarnya bersumber dari satu tolok ukur yakni tujuan sekolah. Pemimpin yang mampu menggerakkan anggotanya untuk mencapai tujuan dapat dikategorikan sebagai kepemimpinan yang efektif. Dalam     

kenyataannya efektivitas itu masih dipengaruhi lagi oleh berbagai factor, seperti factor waktu, factor sumber-sumber yang dipergunakan, factor tingkat produktifitas yang dicapai dan lain-lain.
Berikutnya tingkat efektifitas kepemimpinan itu bukan sekedar ditentukan oleh seorang atau beberapa orang pemimpin saja. Efektifitas itu justru merupakan hasil bersama antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin tidak akan mampu berbuat banyak tanpa partisipasi orang-orang yang dipimpinnya. Sebaliknya orang-orang yang dipimpin, tidak akan efektif menjalankan tugas dan kewajibannya, tanpa pengendalian, pengarahan, dan kerjasama dengan pemimpin.
Usaha mewujudkan partisipasi anggota pada dasarnya tergantung pada kemampuan mewujudkan/membina hubungan manusiawi yang efektif. Hubungan seperti itu merupakan peluang bagi anggota untuk mengkomunikasikan hasil berpikir, antara para pemimpin atau dengan anggota dan antar para anggota. Dalam hubungan manusiawi yang efektif setiap pemimpin memperoleh kesempatan dalam menggali kreativitas dan inisiatif, yang dapat dimanfaatkan untuk memajukan dan mengembangkan sekolah.
Dari uraian di atas jelas bahwa seorang pemimpin sebagai individu merupakan suatu kepribadian, yang berhadapan dengan sejumlah individu lainnya yang masing-masing juga merupakan suatu kepribadian. Dalam keadaan seperti itu seorang pemimpin harus memahami setiap kepribadian yang secara pasti berbeda dengan kepribadiannya sendiri. Pemimpin sebagai suatu kepribadian memiliki motivasi yang tidak sama dengan motivasi anggota kelompoknya, baik dalam mewujudkan kehendak untuk bergabung atau bersatu maupun dalam melaksanakan kegiatan yang menjadi tugas dan tanggung jawab masing-masing. Dalam kenyataannya setiap pemimpin merupakan pribadi sentral yang sangat besar pengaruhnya terhadap anggota organisasi, yang terlihat dalam sikap dan perilakunya pada waktu melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
Kepala sekolah mempunyai peran yang sangat besar terhadap keberhasilan pembelajaran yang ada di sekolah. Sukses atau tidaknya siswa tergantung dari bagaimana kepala sekolah memanage guru, sehingga tidak ada lagi guru yang ditakuti oleh siswa, melainkan  guru yang dibanggakan oleh siswa. Ciri dari guru yang membuat siswa merasa senang dan bersemangat dalam belajar, adalah adanya keterbukaan  antara guru dengan siswa. Menurut Jerry Aldridge dan Renitta Goldman merekomendasikan, bahwa untuk peningkatan mutu dan kualitas proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar, seorang guru harus mengembangkan berbagai perlakuan sebagai berikut (Aldridge, 2002: 93 dalam Rosyada, 2004:167):
1.       Guru harus mampu menciptakan situasi kelas yang tenang, bersih, tidak stress, dan sangat mendukung untuk pelaksanaan proses pembelajaran
2.       Guru harus menyediakan peluang bagi para siswa untuk mengakses seluruh bahan dan sumber informasi untuk belajar
3.       Gunakan model cooperative learning (belajar secara kooperatif yang tidak hanya belajar bersama, namun saling membantu satu sama lain)
4.       Hubungkan informasi baru pada sesuatu yang sudah diketahui oleh siswa, sehingga mudah untuk dipahami

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Untuk memulai uraian analisis pembahasan, kata kunci dari analisa dan pembahasan didalam makalah ini adalah kreatif. Kreatif bisa diartikan memiliki daya cipta, memiliki kemampuan untuk mencipta, bersifat daya cipta, pekerjaan yang kreatif menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Selain itu ada  inisiatif yaitu usaha atau tindakan yang mula-mula atau prakarsa. Ide  yaitu rancangan yang tersusun raoi di dalam pikiran atau gagasan yang secara singkat diartikan sebagai hasil pemikiran.Sedangkan  prestasi diartikan sebagai kemampuan mencapai hasil yang maksimal dalam melaksanakan kegiatan organisasi, yang dilaksanakan dengan metode dan tehnik yang tepat, benar dan baik.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah memiliki peranan yang sangat besar terhadap keberhasilan  visi dan misi sekolah. Salah satu misi dari kepala sekolah adalah menciptakan guru-guru yang professional, edutaiment, dan berkarakter. Hal ini tentu saja tidak bisa terlepas dari kompetensi yang dimiliki oleh guru itu sendiri dan kemampuan kepala sekolah dalam memimpin.
Guru merupakan pendidik formal di sekolah yang bertugas membelajarkan siswa-siswanya sehingga memperoleh berbagai pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang semakin sempurna kedewasaan atau pribadinya. Adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain:
1.       Kompetensi professional, artinya guru harus memiliki pengetahuan yang luas dari subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses belajar mengajar.
2.       Kompetensi personal, artinya sikap kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti memiliki kepribadian yang pantas diteladani, mampu melaksanakn kepemimpinan seperti yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara, yaitu “Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani”
3.       Kompetensi social, artinya guru harus menunjukkan atau mampu berinteraksi social, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesama guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat social
4.       Kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang bersrti mengutamakan nilai-nilai social dari nilai material.
 Dari kompetensi guru di atas, maka yang bisa dilakukan oleh kepala sekolah untuk menilai kompetensi atau kemampuan guru adalah:
1.       Apakah guru menggunakan alat peraga untuk menjelaskan bahan yang akan diajarkan?
2.       Apakah guru hanya menggunakan satu beberapa metode yang sesuai dengan bahan yang diajarkan?
3.       Apakah ia cukup mengajukan pertanyaan?
4.       Apakah ia menguasai bahan yang diajarkan?
5.       Apakah guru hanya memegang teguh buku pelajaran halaman demi halaman ataukah member pengetahuan yang luas pada anak-anak dengan menggunakan sumber lain?
 6.       Apakah guru mampu berinteraksi secara aktif tehadap masing-masing siswa?        
Untuk mengukur kompetensi guru, maka kepala sekolah bisa menggunakan alat ukur yang disebut dengan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Dengan demikian, APKG adalah suatu alat untuk mengukur tingkat kualitas kemampuan guru yang bersifat generic essentials. Dikatakan generic karena kemampuan tersebut secara umum harus dimiliki oleh setiap guru mata pelajaran. Dikatakan Essentials karena merupakan yang penting-penting saja, ini tidak berarti bahwa kemampuan-kemampuan yang lain dapat diabaikan  melainkan masih sangat diperlukan, hanya harus diukur dengan alat lain.
Selain itu, untuk bisa mencetak guru-guru yang edutainment, maka kepala sekolah menetapkan  solusi atau kiat-kiat untuk bisa menjadi guru yang edutainment. Kiat-kiat tersebut antara lain:
1.       Guru mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa. Berikan empati dengan komuniukasi yang efektif. Dalam dunia belajar sekarang terjadi persaingan dan rasa takut akan kegagalan dapat menggelisahkan mereka. Tugas-tugas pekerjaan rumah kadang membuat stress, tegang dan membuat mereka tidak nyaman, sehingga secara tidak sengaja otak akan spontan menolak setiap informasi yang masuk. Sebelum guru mengajar, maka harus berusaha  membuat keadaan menjadi rileks dan yakinlah bahwa komunikasi yang ada benar-benar tulus. Untuk memulai sebuah materi gunamemberi motivasi siswa, coba hubungkan keadaan yang nyata dengan kehidupan sehari-hari dan berikan humor sehingga memperkuat kesan belajar yang menyenangkan. Tersenyumlah dan sapalah siswa anda setiap anda setiap anda bertemu.
2.       Guru harus memahami entertainment dalam mengajar. Proses belajar mengajar akan maksimal dalam suasana yang menyenangkan (fun). Bahasa tubuh anda hingga rancangan belajar anda harus mengirimkan pesan bahwa belajar itu menyenangkan. Aya anda berpakaian, model rambut, aksesoris dan lain-lain harus  gaya yang rapi tetapi rileks. Walaupun rileks tetap memancarkan kewibawaan, supel, luwes, dan fasih dalam berkomunikasi.
3.       Mengajar sesungguhnya proses transfer of knowledge. Penekanan ini pada proses  dan bukan pada hasil semata. Kalau gur mengajar secara cepat dan tepat aka memberikan efek belajar ang sangat tinggi serta mendorong siswa untuk lebih kreatif bukan untuk membunuh kreativitas siswa.
4.       Guru harus mepunyai sense of humor . Humor dalam hal ini adalah untuk memperkuat belajar, menimbulkan perasaan senang atau membangkitkan semangat dan suasan belajar. Banyaklah berdialog dengan orang lain, ambil bagian dalam humornya atau guru mencoba melihat bagaimana guru yang banyak humor dalam mengajar.
5.       Guru harus menetapkan sasaran mengajar secara spesifik dimana materinya singkat dan jelas sehigga siswa. Bacalah kembali konsep yang akan anda ajarkan dari berbagai macam buku. Temukan intinya dalam arti dapat diukur dengan jelas melalui latihan/pengerjaan soal atau serangkaian pertanyaan langsung kepada siswa. Pilih materi yang paling penting untuk diajarkan sesuai dengan GBPP sekolah atau kisi-kisi yang ada, sehingga proses belajar mengajar tidak bertele-tele.

6.       Guru yang handal mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mengajar. Penguasaan materi dan trik cepat boleh sama tetapi cara penerimaan keseluruhan siswa belum tentu sama. Ini yang banyak kita dengar dan pahami dari berbagai diskusi antara sesama guru.
Adapun yang diharapkan dari terlaksananya kiat-kiat di atas adalah adanya efektifitas dan efisiensi dalam proses belajar. Masalah efektifitas adalah masalah yang menyangkut keampuhan pelaksanaan system pendidikan nasional. Sedangkan masalah efisiensi berkenaan dengan seberapa sumber-sumber potensial pendidikan, baik yang bersifat manusiawi maupun non manusiawi yang sangat terbatas, dapat dioptimalkan penggunaannnya. Konsep efektifitas tidak selamanya pelaksanaanya seiring dengan efisiensi. Menghendaki kualitas manusia yang didambakan di dunia pendidikan, tidak bisa dilakukan dengan waktu yang sangat singkat,karena tenaga professional yang sedikit, dan biaya terbatas. Agar dihasilkan manusia-manusia yang berkualitas di dunia pendidikan, tentu dibutuhkan aktifitas belajar mengajar yang lama, yang banyak memakan waktu. Padahal banyaknya waktu yang dihabiskan pasti berkonsekuensi logis bagi penyediaan sarana prasarana yang banyak serta tenaga yang memadai.
                                                            

RPP BIOLOGI BERKARAKTER SMKN 1 TROWULAN


RPP Biologi : Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tanaman


Sekolah                      : SMK NEGERI 1 TROWULAN
Kelas / Semester       : XII / Ganjil
Mata Pelajaran          : Biologi
Alokasi Waktu          : 2 x 45 menit (1 x Pertemuan)

I.          Standar Kompetensi
Melakukan percobaan pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan

II.       Kompetensi Dasar
Merencanakan percobaan pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan

III.    Indikator

No
Indikator
Nilai Karakter
1
Membedakan pengertian pertumbuhan dan perkembangan
Rasa ingin tahu
2
Membandingkan tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Komunikatif, Demokratis

IV.    Tujuan Pembelajaran

  1. Dengan kajian literatur, peserta didik mampu membedakan proses perubahan yang merupakan proses pertumbuhan dan proses perubahan yang merupakan proses perkembangan tumbuhan dengan benar.
  2. Dengan berdiskusi, peserta didik mampu mengurutkan dan mengidentifikasi ciri setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dengan benar.

V.       Materi Pembelajaran    : Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan
Dalam kehidupannya, makhluk hidup baik hewan ataupun tumbuhan mengalami pertumbuhan dan perkembangan.  Sebagian besar tumbuhan terus mengalami pertumbuhan pada sepanjang hidupnya, sedangkan pertumbuhan hewan bersifat terbatas karena terhenti setelah individu mencapai ukuran tertentu.
Meskipun pertumbuhan pada tumbuhan bersifat tak terbatas, bukan berarti tumbuhan tidak dapat mati. Hal tersebut terlihat dengan adanya tumbuhan annual/semusim atau setahun, yang menyelesaikan daur hidupnya dalam waktu satu tahun misalnya padi, jagung.
Ada pula tumbuhan biennial yang menyelesaikan daur hidupnya dalam waktu dua tahun misalnya bit, wortel. Selain itu ada tumbuhan parenial yaitu tumbuhan yang yang masa hidunya paling lama serta dapat tumbuh dan bereproduksi selama puluhan tahun misalnya semak yang mencapai usia 300 tahun.
 A. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Perhatikan Gambar di bawah ini!
Gambar 1. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman Kacang hijau
 
Gambar 2. Proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung

 










Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah, massa dan ukuran sel yang bersifat irreversibel. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju pendewasaan tumbuhan menuju kematangan.

VI.    Model Pembelajaran :
  1. Model  : Model Pembelajaran Langsung (MPL)
  Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
  1. Metode : Presentasi, diskusi, tanya jawab

VII. Langkah-langkah Kegiatan

Pertemuan Pertama
Pembukaan (±5 menit)
1




2



Memotifasi siswa dengan menayangkan berbagai gambar yang menunjukkan macam-macam kondisi pertumbuhan tanaman dengan tanya jawab untuk mengarahkan kepada tujuan pembelajaran

Guru Menyampaikan inti tujuan pembelajaran meliputi penguasaan materi dan penanaman karakter





Terlaksana/tidak


Inti (± 80 menit)
1
Siswa mencermati konsep terkait pengertian pertumbuhan dan perkembangan tanaman, jenis-jenis perkecambahan dan proses perkembangan tanaman
Terlaksana/tidak

2
Dalam format kelompok, siswa melakukan kegiatan dalam LKS 1 tentang pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompok dalam penyelesaian LKS I .
Terlaksana/tidak
Demokratis
3
Siswa mengkaji literatur lain sebagai sumber belajar pembanding untuk memecahkan masalah
Terlaksana/tidak
Rasa ingin tahu
4
Siswa menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Terlaksana/tidak

5
Setiap kelompok  mengemukakan pendapatnya mengenai perbedaan antara pertumbuhan dan perkembangan tanaman
Terlaksana/tidak
Komunikatif
6
Setelah siswa memahami pengertian pertumbuhan dan perkembangan siswa mendiskusikan LKS 2 tentang tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
Terlaksana/tidak

7
Siswa berdiskusi dengan anggota kelompok dalam penyelesaian LKS I . Guru kemudian memberikan umpan balik sampai siswa memahami tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman
Terlaksana/tidak
Kmunikatif
8
Siswa mengurutkan dan mengidentifikasi ciri-ciri dari setiap tahap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dari gambar yang tersaji di LKS 2
Terlaksana/tidak


Penutup (± 5 menit)
1



2
Bersama dengan siswa, merangkum tentang pengertian pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan serta tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
Guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa secara acak tentang materi yang telah dipelajari
Terlaksana/tidak

VIII. Penilaian

Jenis penilaian
Bentuk penilaian
Intrumen penilaian
Uraian
Soal, kunci jawaban, Pedoman penilaian
Non tes
Pengamatan sikap

IX.      Sumber / bahan Pembelajaran
1.   Biggs, A.,K Gregg, W. C. Hagins, C kapicka, L Lundgren, P. Rillero, 2002. Biology, the Dynamic of Life. Glencoe mcGraw-Hill : New York.
2.   Buku siswa : Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan bab 1
3.   LKS 1 Pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan
4.   LKS 2 Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan




LEMBAR CHECK LIST ASPEK KARAKTER

Nama Siswa               :  ……………………………               
Kelas/Smt                  :  ………- … / GANJIL
Mata pelajaran           :  ………………………                                              

No

Sikap yang dievaluasi

Skala Nilai


Demokratis


1
Kesediaan  membantu teman yang menghadapi kesulitan belajar.
1
2
3
4
2
Dapat berbagi tugas dalam kelompok.
1
2
3
4
3
Memberi kesempatan temannya untuk menyampaikan pendapat.
1
2
3
4

Jumlah skor


Predikat


Rasa ingin tahu


1
Bertanya kepada teman tentang konsep yang belum dikuasai
1
2
3
4
2
Membaca sumber di luar buku teks tentang materi yang terkait dengan pelajaran. 
1
2
3
4

Jumlah skor


Predikat


Komunikatif


1
Memberikan pendapat dalam kerja kelompok di kelas.
1
2
3
4
2
Memberi dan mendengarkan pendapat dalam diskusi kelas.
1
2
3
4

Jumlah skor


Predikat